Rabu, 24 Agustus 2011

Misteri Tragedi Bom Bali 2002

Aku Alitta, kembali bercerita misteri. Kali ini aku akan menceritakan misteri dibalik tragedi bom Bali pada tahun 2002.

Kalian pasti masih ingat mengenai tragedy bom Bali di tahun 2002. Tragedy itu banyak menelan korban jiwa, dimana korbannya kebanyakan para turis asing. Waktu itu, keluarga tante ku menjalankan sebuah usaha rumah makan di Bali. Di antara pelanggannya terdapat sepasang suami istri yaitu bapak Joni dan ibu Zaskia (bukan nama sebenarnya) yang menceritakan sebuah kisah misteri yang terjadi pasca Bom Bali.

Pak Joni adalah salah satu petugas security di salah satu club malam yang menjadi target ledakan bom Bali. Malam itu, pak Joni pergi menuju club untuk berjaga (aku tidak tahu pasti apakah pak Joni sudah benar-benar sampai di depan club atau belum). Tiba-tiba dia mendengar ledakan yang amat dahsyat (sekitar pukul 23.05), kemudian dia berlari untuk menyelamatkan diri.

Ketika dia berlari menyelamatkan diri, didepan matanya terlihat potongan kepala yang memakai kalung emas berbentuk rantai yang besar dan terlihat mahal. Tidak jauh dari situ juga ada dua handphone yang akhirnya dia ambil beserta kalung tersebut. Dia kemudian berlari pulang menuju rumahnya. Di rumahnya, istri dan keluarganya sedang terisak-isak menangis karena takut kalau pak Joni meninggal dalam ledakan tersebut. Namun ternyata pak Joni datang dengan membawa emas dan dua HP.

Beberapa hari setelah kejadian tersebut, warga Bali menggelar ritual upacara suci untuk mendoakan para korban bom Bali. Pada malam harinya, salah satu HP yang diambil pak Joni dari kejadian tersebut berdering. Setelah diangkat terdengar suara orang asing (memakai bahasa inggris) mengatakan "Boleh saja HP ku kamu ambil, tapi emas yang kamu ambil tolong sedekahkan. Kemudian, tolong satukan kembali kepala dan badan saya, karena aku disini kepanasan".

Sekejap pak Joni diam terpaku. Simcard yang ada di kedua HP tersebut sudah dia buang dan dia ganti dengan nomor Indonesia. Siapa yang menelponnya dengan bahasa Inggris? (logat penelpon tersebut terdengar seperti orang luar negeri, biasanya orang Indonesia kalau berbicara bahasa inggris masih saja terdengar sedikit logat bahasa Indonesianya). Tidak lama kemudian, HP yang satunya juga berbunyi dan dia kembali mengangkatnya. Terdengar si penelpon menggunakan bahasa inggris pula yang mengatakan "Tolong beritahu keluarga ku bahwa aku telah tiada. Aku disini terpanggang kepanasan, tolong aku".

Pak Joni dan keluarganya menjadi sangat ketakutan, kemudian mereka langsung menuju RS untuk mengembalikan kedua HP beserta emas yang dia ambil pada waktu itu. Ternyata di RS banyak juga orang yang mengembalikan barang-barang para korban yang sempat mereka ambil, dan banyak diantara mereka yang mengalami kejadian yang mirip dengan yang menimpa pak Joni.

Masya Allah, aku merinding ketika menulis cerita ini. Betapa kejam orang yang melakukan teror bom tersebut. Cerita ini telah lama diceritakan tante ku. Namun aku teringat kembali kejadian ini dan berinisiatif untuk menuliskannya kembali setelah salah satu kerabat keluarga ku menceritakan SMS Ghaib yang dia alami. Lain waktu aku ceritakan mengenai SMS Ghaib (Hanya Allah yang tahu kebenarannya).

Ini benar-benar kejadian nyata. Yang bercerita tentang ini anak tante saya, Yogi Geo (bisa di lacak dan dimintai keterangannya di FB, sekedar untuk meyakinkan).

Salam.
Alitta.

posted by :cerita misteri

Selasa, 02 Agustus 2011

hantu di kantor baru

Nama saya Dila.
Karena sedang
liburan kuliah selama 3 bulan,
saya memutuskan untuk magang
di sebuah perusahaan. Awal Juni
saya mulai magang di
perusahaan tersebut. Saya
bekerja di lantai 5, namun saya
selalu diperintah atasan untuk ke
lantai 16 untuk memberikan
dokumen.
Awalnya saya tidak pernah
diganggu oleh sosok apapun,
tapi setelah suatu hari teman
saya menceritakan hal-hal yang
menakutkan di kantor ini, saya
mulai merasakannya.
Hal menakutkan pertama yang
saya alami adalah saat berada di
lift. Pada saat itu seperti biasa
saya diperintahkan atasan untuk
ke lantai 16. Pada saat di lift saya
menekan angka 16, lalu pada
saat di lantai 11 liftnya berhenti
lalu pintunya terbuka, namun
tidak ada orang yang masuk. Lalu
hanya angin yang menerpa
wajah saya. Setelah lift tertutup,
lift saya bukannya naik ke lantai
16, melainkan malah turun ke
lantai satu, sehingga saya
bingung.
Hal kedua terjadi di kamar mandi,
pada saat itu jam 5 sore. Ketika
saya sedang buang air kecil,
terdengar seperti rintihan
tangisan yang begitu pilu. Pada
saat itu saya tidak berpikir
macam-macam. Setelah selesai
buang air kecil saya bertanya
pada security setempat, dan
mereka hanya tersenyum saja.
Dan saya makin bingung.
Puncaknya ini terjadi di ruangan
saya sendiri. Di ruangan saya
terdapat meja2 untuk staff dan
disekat-sekat, jadi saya hanya
dapat melihat jidat orang yang
ada didepan saya. Karena saya
anak baru, jadi selalu datang
lebih awal sekitar pukul 7 pagi,
padahal kantor tersebut
masuknya jam 8. Ketika saya
sampai di ruangan saya, hanya
ada beberapa orang dan
cleaning service. Saya duduk dan
melihat mba di depan saya
ternyata sudah datang. Saat itu
saya hanya melihat jidatnya saja.
Karena sepi, saya mencoba
mengajaknya berbicara.
Saya: Mba, tumben dateng pagi
hehe.
Mba: Iya nih hihi (suaranya
seperti sedang flu)
Saya: Mba, entar makan siang
bareng yuk, aku kemarin makan
sendirian, abis belum tau daerah
sini sih. Yah mba?
Mba: Iya (suaranya kecil seperti
bindeng)
Saya: Mba nih aku ada roti mau
gak? (saya berdiri dan
memberikan roti)
Ketika saya berdiri saya tidak
melihat mba di depan saya,
mejanya kosong dan
komputernya pun masih mati.
Saya sangat kaget dan deg-
degan. Sekitar pukul 08.15 mba
didepan saya ternyata baru
datang, saya tidak mengatakan
apa-apa terhadapnya.
Semenjak kejadian itu saya tidak
pernah datang jam 7 pagi lagi,
karena takut bertemu mba2 yang
suaranya bindeng itu.