Sabtu, 11 Juni 2011

Gadis SMP di Kamar Mandi

Kiriman cerita oleh Anonim.

Ini pengalaman gw pas masih SMP. Saat itu masih jam 7 lewat 20 menit. Saat itu gw izin ke belakang, kebetulan kamar mandinya ada di lantai 2, jadi aku harus turun. Di dom kamar mandi ada 2 toilet yang bisa digunakan. Nah karena satunya terkunci gw pikir dipakai ya otomatis gw pakai yang Satunya.

Pada saat gw selesai, pintu kamar mandi yang tadinya terkunci terbuka, dan di situ gw liat gadis SMP duduk di bak. Karena gw pikir dia manusia, gw ajak dia keluar bareng. Ternyata pas dia menoleh ke arah gw, mukanya penuh darah, hanya setengah saja sisanya terlihat seperti manusia. Gw ketakutan dan kaki serta badan gw ga bisa digerakkan.

Akhirnya gw berhasil melepaskan diri. Dengan muka pucat gw lari. Sesampainya di kelas dengan muka pucat pasi akhirnya gw menceritakan apa yang terjadi pada wali kelas gw dan teman2 gw. Setelah menceritakan, gw pingsan. Kepingsanan gw membuat semua panic dan membawa gw ke ruang guru. Saat gw dibuat sadar, mahluk yang gw liat masih ada di depan mata.

Gw teriak sekencang-kencangnya dan pingsan. Takut terjadi apa2 guru agama gw memberikan gw air putih yang sudah didoakan. Setelah gw kembali sadar, gw minum. Setelah meminum air yang sudah didoakan itu gw bisa tenang.

Teman2, itu lah pengalaman yang ga akan gw lupakan setelah 16 tahun berlalu. Kalau ingat kejadian itu bikin gw merinding.

posted by : Cerita Misteri

Perawat Jaga Ruang UGD? Sepertinya Bukan

Kenalkan, aku Wahyu. Ini postingan pertamaku. Pengalaman misteri ini kudapatkan saat praktik profesi keperawatan di ruang UGD salah satu puskesmas di kabupaten Malang.

Ini adalah hari pertamaku berdinas di puskesmas ini dan kebetulan aku berdinas malam bersama salah seorang teman sekelompok. Aku datang lebih awal, dan setelah memberikan operan tugas kepadaku di ruang UGD, teman-teman yang dinas sore akhirnya pulang. Mereka juga berpesan bahwa perawat ruang UGD yang dinas sore sudah pulang, tapi yang dinas malam belum datang. Jadi kalau nanti ada pasien, aku diminta berkoordinasi dengan bidan jaga. Karena di puskesmas ini unit yang tetap buka selama 24 jam adalah ruang UGD dan kamar bersalin.

Saat menyimpan tas dan jaket di loker yang berada di aula puskesmas yang kebetulan bersebelahan dengan ruang UGD, terdengar suara dering telepon dari kamar bersalin. Bidan jaga melambaikan tangannya padaku. Aku berlalu mendekatinya. Beliau bertanya apakah perawat UGD sudah datang, kugelengkan kepalaku. Aku kembali ke aula saat beliau meletakkan gagang telepon.

Kuputuskan untuk duduk di kursi plastik dekat loker sambil menunggu temanku. Jam tanganku menunjukkan jam 9.20 saat dia berjalan setengah berlari menghampiriku dan membungkukkan badan meminta maaf. Jari telunjukku menunjuk loker di belakangku. Dizka paham dan langsung menyimpan barang-barangnya di sana.

Tak lama setelah itu, Dizka masuk ke ruang UGD. Aku tidak buru-buru ikut karena masih membalas pesan singkat. Saat sedang berkonsentrasi menekan tombol di ponsel, lamat-lamat kudengarkan temanku itu seolah-olah sedang mengobrol dengan seseorang di dalam ruang UGD. Kutolehkan kepalaku ke belakang mencari sumber suara. Posisi meja perawat yang berada dekat dengan pintu masuk dari aula dan menghadap bed pasien mengijinkanku melihat Dizka yang tengah menghadap ke meja dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Meja perawat tersebut juga tertutup tirai terlipat, jadi aku tidak bisa melihat lawan bicaranya.

Aku seketika mengernyitkan dahi karena penasaran bercampur heran. Perlahan kuturunkan kepalaku mendekati lantai. Kupusatkan perhatian mengintip kolong meja dari bagian bawah tirai yang menggantung 30cm di atas lantai untuk sekedar meyakinkan diri bahwa memang ada orang yang duduk di belakang meja. Jantungku seolah berhenti sejenak saat yang kutemukan hanya ruang kosong gelap di bawah meja.

Kubetulkan posisi dudukku saat Dizka menghampiriku. "Ibu perawatnya aneh banget sih? Aku minta maaf gak digubris", Dizka menjelaskan kondisinya. Aku mengernyitkan dan mengangkat kedua alisku sambil memasang tampang prihatin, "Diz, perawatnya belom datang".

Seketika mata Dizka terbelalak mendengar responku. Dia perlahan menoleh ke belakang. Dengan langkah perlahan dia menggamit tanganku masuk ke ruang UGD. Sepi. Kami beringsut ke ruang tidur petugas, juga kosong. Di depan ruang UGD pun demikian, tidak ada orang sama sekali.

Dengan muka pucat Dizka bertanya hampir berbisik, "Terus gue barusan ngomong sama sapa, Yu?"

posted by : Cerita Misteri